Review Doctor Strange: Sensasi Mistik Nuansa Sherlock Holmes
sumber gambar: ComicBookMovie.com |
Kemarin pada
hari Kamis malam tanggal 3 November 2016, saya baru saja menonton film besutan
Marvel terbaru, Doctor Strange. Jujur saja, saya buta dan sama sekali tidak
paham dengan nama satu tokoh komik Marvel ini. Namun karena pemeran utamanya
adalah Benedict Cumberbatch yang saya favoritkan, maka saya niat menonton di bioskop. Om ganteng ini makin jaya
saja dengan mencoba satu genre baru yaitu superhero.
Film ini
menceritakan seorang dokter spesialis bedah syaraf Doctor Strange, yang
memiliki kemampuan bak malaikat penyelamat bagi pasien-pasiennya. Kasus-kasus
mustahil di meja operasi bisa ditangani dengan sukses oleh Doctor Strange.
Uniknya meski seorang dokter spesialis, ia mempunyai hobi nyentrik dimana musik selalu
menjadi backsound saat ia sedang bekerja. Ada satu perawat yang khusus
memutarkan judul lagu requestnya ketika operasi berlangsung.
Tokoh Strange
bisa diperankan dengan apik oleh Benedict. Bagaimana ia memerankan sosok
Strange yang nyentrik dan hobi melontarkan bayolan namun terkadang terlalu
sarkas saat sedang membanggakan kehebatannya. Sampai suatu hari sang dokter
mengalami kecelakaan mobil hebat sampai kedatangannya tidak bisa digunakan
menyembuhkan orang lagi. Bahkan untuk mencukur dan menulis pun ia butuh usaha
besar karena tangannya tidak berhenti gemetar.
Sosok tokoh
pahlawan khas Marvel adalah sisi gelap dan cerita emosional psikologis yang
selalu menunjukkan jika seorang hero juga manusia. Pasca kecelakaan, Strange
berubah depresi dan frustasi. Berbagai pengobatan medis ia tempuh, namun
tangannya tak kunjung kembali. Sampai ia mendapat info jika ada satu tempat di
Kathmandu, Nepal bernama Kamar Taj yang pernah berhasil menyembuhkan satu pasien
lumpuh.
Kelebihan film
ini adalah alur yang tidak mudah ditebak, penjiwaan karakter yang pas dan
nuansa baru di film mistik yang mengangkat tema penyihir. Sekilas mirip dengan
jurus-jurus yang ditampilkan di film kartun Avatar Aang. Kostumnya pun
keren-keren
.
Tetapi, mungkin
karena Benedict sudah melekat dengan sosok Sherlock Holmes The Series, justru di
tengah hingga akhir cerita, sosok Sherlocknya dominan sekali keluar. Rasa ingin
tahu yang besar, kecerdasan superior, dan juga bagaimana bertaktik dengan musuh
yang berpihak pada kekuatan gelap, khas Benedict ketika menyelidiki kasus di
Sherlock Holmes. Bedanya, Strange masih memiliki kehidupan romantis tidak
seperti tokoh Sherlock Holmes. Benedict tampak sukses melepas karakter Holmes
saat ia berperan di film pemenang Oscar, 12 Years Of Slave.
Anyway, film
ini tetap layak ditonton. Adegan kekerasan tidak terlalu vulgar ditunjukkan
dan humor tetap terselip di alur ceritanya.
0 Komentar
Silakan berkomentar dengan sopan tanpa menyinggung SARA, ya ^_^